Sabtu, 12 Januari 2013

EKSISTENSI TARIAN DAERAH BIMA DITENGAH PENGARUH BESAR GLOBALISASI


EKSISTENSI  TARIAN DAERAH BIMA
DITENGAH PENGARUH BESAR GLOBALISASI
Seni tari ialah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan lewat gerakan. Keindahan seni memang sangat memikat setiap mata yang menilai meskipun jaman yang terus berkembang seiring dengan perkembangan manusianya. Seni tari merupakan jejak-jejak budaya yang masih bertahan dewasa ini,yang masih bisa mempertahankan kekhasannya dan terus melekat di pribadi masyarakat di setiap daerah, khususnya Bima.
Berpacu dengan waktu dalam seretan arus globalisasi bukanlah hal yang mudah untuk mempertahankan  ulasan estetika sebuah gerakan. Namun Bima yang merupakan daerah yang kaya akan budaya dan adat istiadat tetap gigih mempertahankan warisan leluhurnnya.
Seni tari daerah bima umumnya dibagi menjadi dua yaitu, tarian klasik  istana(  Mpa’a Asi), tarian rakyat ( Mpa’a arimai ba Asi). Secara umum tarian daerah bima dimainkan oleh 4-6 penari.
Jiki Dan Hadrah Rebana.jpg
Gambar 1. Tarian Jikir Hadra
*                  Tarian istana ialah tarian yang khusus di maninkan di istana atau dipertunjukan untuk kepentingan istana, seperti penyambutan tamu, pernikahan atau acara khusus istana lainnya.
Tari Istana dikelompokkan dalam dua kategori sesuai jenis kelamin penarinya. Yaitu:
a. Tari Siwe (tari perempuan), yaitu jenis tari yang dimainkan oleh para penari perempuan seperti lenggo siwe (lenggo Mbojo), toja, lengsara, sere, katubu dan karaenta.
b. Tari Mone (tari laki–laki), yaitu jenis tari yang dimainkan oleh penari laki – laki, seperti kanja, sere, soka, manca, lenggo mone (lenggo melayu) dan mpa’a sampari.
1.      Tarian lengsara meruapan salah satu tarian klasik istana yang biasannya dimainkan oleh para wanita atau gadis bima, dipertunjukan untuk acara pernikahan dalam istana dan acara khusus lainnya. Penarinya memakai pakaian adat bima lengkap dengan pasapu monca serta kipas, tarian ini bertempo pelan  yang seirama dengan alunan gong, menggambarkan sosok wanita bima yang lebut dan gemulai dalam bersikap.
2.      Tarian kanja juga merupakan tarian klasik istana yang diciptakan oleh sultan Abdul Kahir Sirajudin pada tahun 1673 setelah masuknya islam dibima. Tari kanja dimainkan oleh 4-6 orang pria, dimana arti kanja itu sendiri adalah tantangan, dimana menggambarkan bagimana panglima perang yang gagah berani melawan tantangan di medan laga.
3.      Katumbu ialah tari tradisional Bima yang berarti berdegup ini menggambarkan keluwesan dan keterampilan remaja putri. Tarian ini diperkirakan sudah ada sejak abad XV dan ditarikan keluarga istana. 
4.      Toja ialah tari tradisional Bima yang diangkat dari legenda Indra Zamrud. Penciptanya Sulta Abdul Kahir Sirajuddin tahun 1651. Tari ini menggambarkan lemah-gemulainya penari yang turun dari khayangan.
5.      Lenggo ialah tari tradisional Bima yang berarti melenggok, yang telah diadatkan dalam upacara Sirih Puan setiap perayaan Maulid. Tari ini menceritakan bagaimana guru agama Islam mengadakan penghormatan kepada muridnya, yaitu Sultan sebagai pernyataan saling menghormati. 
6.      Tari sere  ialah tarian klasik istana,tarian ini diciptakan oleh sultan Abdul Khahir Sirajudin dan biasannya dimainkan oleh 2 perwira kesultanan dengan bersenjatakan tombak dan perisai. Para penari selalu melakukan gerakan melompat  sambil berlari jadi iramannya berlari ( sere ). Tarian ini bermakna keperkasaan seorang prajurit istana yang sigap menghadapi musuh demi Dou Labo Dana. Tari ini bermakna mengajak berperang yang semula ditarikan perwira perang bergelar Anangguru Sere. Tari ini dipertunjukkan di arena yang cukup luas di hadapan tamu yang berkunjung ke Bima.

penari-sere-di-depan-istana-bima.jpg
Gambar 2. Tari sere
*      Tarian Rakyat ialah tarian yang dimainkan di luar lingkungan istana atau  tarian yang dimainkan oleh rakyat biasa.
Salah satu tarian rakyat bima ialah jiki dan hadrah, tarian ini ialah tarian yang  bernafaskan islam.
1.      Jiki ( jikir ) dan hadrah dimainkan secara bersamaan. Tarian ini bisa dimainkan oleh laki-laki dan perempuan, jumlah penarinnya 6-8 orang. Tapi kebanyakan tarian ini di mainkan oleh laki-laki lazimnya dipergelarkan pada acara pernikahan, khitnatan, khataman alkur’an serta pada acara UA PUA. Tarian ini merupakan ungkapan rasa syukur dan puji-pujian  terhadap Allah SWT.
2.      Jiki Hadra ada pula tarian lainnya yaitu dani dana yang umumnya dimainkan oleh laki-laki keturunan arab yang merupakan perpaduan antara nyanyian serta tarian. Tarian ini bergerak lincah dengan diiringi musik gambus.
3.      Tarian lele lopi ialah tarian yang menggambarkan kegigihan para nelayan dalam menafkahi keluarganya. Tarian ini biasannya di mainkan oleh 4-6 orang penari perempuan.
4.      Tarian Buja Kadanda ialah salah satu tarian tradisional yang ada di luar istana atau tarian rakyat. Tarian ini dibawakan oleh dua orang laki-laki dengan menggunakan senjata “Buja kadanda”, dilengkapi dengan perisai dan diiringi musik genda mbojo. Tarian ini tidak dimainkan oleh orang sembarangan hanya orang-orang terlatih saja yang bisa memainkan tarian ini. Tarian ini memaknai bagaimana ketangkasan dan keperkasaan prajurit kerajaan.
5.      Tarian soka sari ialah tarian di wilayah kesultanan bima tepatnya yang berada di kecamatan sape desa sari. Tarian ini dilakukan secara turun temurun dan biasanya di gunakan untuk acara penyambutan tamu.


img_0820.jpg
Gambar 3. Mpa’a Buja Kadanda
 “Seberapa gigih kita bisa mempertahankan seni tari tradisional kita di era globalisasi?”
Pertanyaan yang masih membayangi kita di masa yang akan datang tentang mampuhkah kita bertahan lebih lama ditengah gencarnya tarian moderen sekarang ini.
Menanamkan rasa cinta kita terhadap warisan budaya kita sendiri tentang betapa indahnya warisan lelurur kita merupakan benteng bagi kita untuk tetap bertahan di tengah gencaran perkembangan dunia sekarang. Mengenal dan memahami  kesenian daerah kita sendiri, membuat kita mengerti bagaimana perjuangan orang tua kita dalam memperjuangkan sebuah tradisi. Sebuah tarian tentunnya mengilhami sebuh gerakan,  dalam setiap gerakan tari para penari mengajak kita untuk memahami dan  bercerita tentang tanah bima ini . kesenian daerah kita seperti seni tari haruslah tetap kita pertahankan dan diturunkan kepada generasi-generasi kita yang berbakat.Bagaimana kita bisa mempertahankan seni tari tradisional kita jika kita lebih mencintai, mengenal dan memahami budaya orang lain ketimbang budaya sendiri. Tentu tak lama lagi kita akan tumbang dan tak meninggalkan jejak lagi.


Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada menggapai sesuatu seperti bunyi pepatah itulah kira-kira gambaran seni tari yang ada di bima sekarang ini . Meski jaman sedikit-demi sedikit mencoba untuk mengikis kebudayaan masyarakat bima, tekat yang kuat untuk tetap mempertahankan warisan budaya tetaplah ada pada jiwa masing-masing masyarakat bima.
Tarian merupakan salah satu identitas sebuah daerah, seperti halnya bima yang terus berusha mempertahankan dengan menanamkan kecintaan, pengetahuan dan pemahaman  seni-seni tari tradisional lewat acara-acara  seperti penyambutan tamu, hari jadi bima, pagelaran budaya  dan lain sebagainnya. Hidup ini penuh dengan gerakan dan gerakan tersebut bisa memuat berbagai ragam makna. Tergantung bagaimna kita memahaminya dengan logika dan nurani kita. Apakah gerakan itu bisa membuat kita bangkit atau sebaliknnya, tegantung baimana kita memahami dan menjadikan gerakan itu sebagai sesuatu yang bernilai untuk kita kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar